BUKTI MEDIA — Platform pemesanan perjalanan Agoda merilis laporan terbaru mengenai tren Wisata Asia 2026, dan hasilnya menunjukkan bahwa wisatawan Indonesia menjadi yang paling antusias dalam merencanakan perjalanan di tahun mendatang. Kenaikan minat liburan tercatat mencapai angka signifikan, melampaui wisatawan dari Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dan Thailand.
Dalam survei yang dilakukan pada lebih dari 20 ribu responden di kawasan Asia Pasifik, 78% responden asal Indonesia menyatakan akan melakukan perjalanan dua hingga tiga kali dalam setahun. Angka ini menjadi yang tertinggi di kawasan dan menegaskan bahwa setelah pandemi mereda, masyarakat Indonesia semakin agresif mencari pengalaman baru di destinasi internasional.
Faktor Pendorong Antusiasme Tinggi
Agoda mencatat beberapa faktor utama yang membuat antusiasme wisatawan Indonesia terus meningkat. Pertama adalah pertumbuhan maskapai berbiaya rendah yang semakin memperluas rute penerbangan ke berbagai negara Asia. Harga tiket pesawat yang lebih kompetitif memberikan peluang lebih besar bagi masyarakat kelas menengah untuk berlibur lebih sering.
Kedua, perkembangan infrastruktur pariwisata dalam negeri turut mendorong budaya traveling. Kemudahan akses transportasi, hotel yang semakin variatif, dan paket liburan yang terjangkau membuat masyarakat terbiasa merencanakan perjalanan sejak dini.
Ketiga, meningkatnya penggunaan aplikasi perjalanan seperti Agoda, Traveloka, Airbnb, dan tiket.com membuat proses pencarian destinasi hingga pemesanan kamar hotel menjadi lebih mudah dan efisien. Hal ini mengubah kebiasaan wisatawan menjadi lebih mandiri dan cepat dalam membuat keputusan liburan.
Destinasi Populer 2026: Jepang Masih Jadi Favorit
Laporan Agoda menunjukkan bahwa Jepang tetap menjadi destinasi nomor satu bagi wisatawan Indonesia untuk 2026. Kota-kota seperti Tokyo, Osaka, Kyoto, dan Sapporo masih mendominasi daftar pencarian. Keindahan musim sakura, kuliner autentik, dan budaya pop Jepang menjadi alasan utama peminat terus meningkat.
Selain Jepang, Korea Selatan berada di posisi kedua, didorong oleh popularitas budaya K-Pop, drama Korea, dan kuliner khas. Sementara itu, Thailand, Vietnam, dan Malaysia juga tetap jadi pilihan karena harga perjalanan yang terjangkau dan jarak yang tidak terlalu jauh.
Menariknya, Agoda mencatat adanya peningkatan minat pada destinasi baru seperti Uzbekistan, Nepal, dan Mongolia, yang mulai dilirik karena menawarkan pengalaman wisata alam dan budaya yang unik.
Wisata Domestik Tetap Menggeliat
Di tengah meningkatnya minat bepergian ke luar negeri, wisata domestik tetap memiliki tempat tersendiri. Agoda melaporkan bahwa Bali, Yogyakarta, Bandung, Labuan Bajo, dan Medan masih masuk lima besar destinasi lokal yang paling sering dipesan pengguna Indonesia.
Minat yang tetap tinggi pada wisata domestik juga dipacu oleh kehadiran bandara baru, peningkatan fasilitas pariwisata, serta banyaknya festival budaya dan musik yang diadakan sepanjang tahun. Pemerintah daerah pun semakin aktif mempromosikan destinasi masing-masing melalui media sosial dan kerja sama dengan influencer.
Tren Wisata Baru: Slow Travel hingga Solo Traveling
Agoda mengungkap beberapa tren wisata Asia 2026 yang mulai berkembang, terutama di kalangan wisatawan Indonesia. Salah satunya adalah slow travel, yaitu gaya perjalanan yang menekankan pengalaman santai, menikmati kota lebih lama, dan fokus pada eksplorasi budaya lokal.
Selain itu, solo traveling juga mengalami peningkatan signifikan. Banyak wisatawan muda Indonesia yang memilih berlibur sendiri untuk mencari pengalaman personal, kebebasan itinerary, dan eksplorasi yang lebih fleksibel.
Tren lainnya adalah sustainable travel atau perjalanan ramah lingkungan. Wisatawan kini lebih peduli pada destinasi yang menawarkan praktik pariwisata berkelanjutan, seperti penggunaan energi hijau, pengurangan plastik, dan program konservasi alam.
Pergeseran Gaya Liburan: Lebih Spontan dan Lebih Digital
Agoda mencatat bahwa wisatawan Indonesia semakin mengadopsi gaya liburan serba cepat dan spontan. 40% responden mengatakan bahwa mereka kerap membuat keputusan liburan dalam waktu kurang dari satu minggu sebelum berangkat. Hal ini dipengaruhi oleh maraknya promo kilat, potongan harga tiket pesawat, dan kemudahan pemesanan last minute.
Dari sisi digital, wisatawan Indonesia termasuk pengguna paling aktif dalam memanfaatkan fitur-fitur baru seperti rekomendasi berbasis AI, perbandingan harga otomatis, serta filter preferensi perjalanan yang semakin detail. Penggunaan media sosial juga sangat berpengaruh, karena destinasi yang sedang viral biasanya langsung mengalami lonjakan pemesanan hotel dan tiket.
Dampak terhadap Industri Pariwisata Indonesia
Antusiasme tinggi wisatawan Indonesia tidak hanya berdampak pada industri perjalanan internasional tetapi juga memberikan efek domino pada perekonomian domestik. Sektor hotel, transportasi, restoran, dan UMKM pariwisata turut mengalami peningkatan permintaan.
Pemerintah Indonesia melalui Kemenparekraf berharap tren positif ini dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pasar wisata terbesar di Asia Tenggara serta mendorong investasi lebih besar dalam infrastruktur pariwisata dan pengembangan destinasi baru.
Indonesia Siap Jadi Motor Wisata Asia 2026
Laporan Agoda menegaskan bahwa wisatawan Indonesia menjadi pendorong utama pertumbuhan wisata Asia pada 2026. Antusiasme tinggi, kemudahan akses, tren perjalanan baru, serta perkembangan industri digital membuat masyarakat semakin gemar berlibur baik di dalam maupun luar negeri.
Dengan dukungan pemerintah dan industri pariwisata, Indonesia berpotensi menjadi motor utama dalam pergerakan wisata Asia, sekaligus menunjukkan bahwa era baru traveling bagi masyarakat Indonesia telah dimulai.